Antara Agraris, Laut, dan Industri

Semenjak kecil kita telah diajarkan oleh orang tua bahkan guru di sekolah dasar sampai sekolah menengah bahkan tinggi bahwa negara kita ini negara agraris, penduduknya banyak yang bertani. negara kita adalah negara kepulauan, nenek moyang kita adalah pelaut, sampai-sampai ada lagunya tuh, nenek moyangku seorang pelaut bla bla bla.

Tapi dengan seiring berkembangnya jaman, negara ini sedikit demi sedikit tergerus dengan semakin banyaknya penduduk dan industri. lambat laun tanah pertanian semakin menyempit digusur oleh perumahan, mall, hotel, padang golf. sementara para pemuda pemudi di pedesaan berlari menuju gemerlapnya ibukota.

Memang dengan semakin bertambahnya penduduk semakin besar pula kebutuhan lapangan pekerjaan yang harus tersedia. Lapangan pekerjaan yang banyak menyerap tenaga kerja adalah di dunia industri. namun demikian apakah harus diutamakan? dan mengabaikan yang lain? coba tengok pertanian di negeri ini? bila dibandingkan dengan negara lain teknologi pertanian masih kalah, perikanan, kelautan apalagi.Ketika harga cabai yang sudah murah, cabai impor masih saja membanjiri negeri ini. Bahkan beras saja harus impor karena tidak sanggup untuk berswasembada (dalam pikiran saya, kalau sanggup dan sudah berswasembada ngapain harus impor, kita khan negara agraris)

Sebetulnya kalau pemerintah lebih niat, bersungguh-sungguh sebenarnya banyak yang dapat dikelola, dikembangkan untuk membangun negeri ini.pertanian bila ditata dengan baik, tentu akan banyak pemuda-pemudi yang tidak akan lari ke kota dan ke luar negeri untuk mengais rejeki. Kekayaan laut yang melimpah tentunya akan sanggup mensejahterakan nelayan.

Namun kenyataan yang terhampar di depan adalah: Pabrik, Industri semakin berkibar.Masih layakkah bangsa ini mengaku sebagai negara agraris? negara Kepulauan?

sungguh seharusnya kita bersyukur dengan negara agraris dan kepulauan ini, yang jika dikelola dengan baik dan bertanggung jawab akan membuat sejahtera

This entry was posted in Umum. Bookmark the permalink.

Leave a Reply